BAB I PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang
Dokumentasi keperawatan merupakan
tindakan mencatat setiap data yang didapat oleh perawat dalam sebuah dokumen
yang sisitematis. Proses mencatat tidak hanya menulis data pada format yang
tersedia. Dokumentasi keperawatan menitikberatkan pada proses dan hasil pencatatan
(Potter & Perry, 1997). Hal tersebut berarti bahwa mulai dari proses
mencatat sampai mempertahankan kualitas catatan harus diperhatikan, karena
dokumen keperawatan memegang perannan yang sangat penting.
Dokumentasi keperawatan merupakan
bagian dari pelaksanaan asuhan keperawatan yang menggunakan pendekatan proses
keperawatan yang memiliki nilai hukum yang sangat penting. Tanpa dokumentasi
keperawatan maka semua implementasi keperawatan yang telah dilaksanakan oleh
perawat tidak mempunyai makna dalam hal tanggung jawab dan tanggung gugat.
Dokumentasi keperawatan dapat dikatakan sebagai “pegangan” bagi perawat dalam
mempertanggung jawabkan dan membuktikan pekerjaannya. Oleh karena itu ada
berbagai auran dan kaidah yang harus ditaati oleh setiap perawat dalam
melakukan pendokumentasian keperawatan. Dokumentasi keperawatan merupakan Bukti
Otentik yang dituliskan dalam format yang telah disediakan dan harus disertai
dengan pemberian :tanda tangan” dan nama
perawat serat harus menyatu dengan status/rekam medic pasien. Proses
keperawatan memerlukan pendokumentasian mulai dari tahap pengkajian, penentuan
diagnose keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan harus
didokumentasikan. Pada makalah ini akan dibahas tentang dokumentasi diagnose
keperawatan.
ü
Agar mahasiswa mengetahui tantangan dalam profesi keperawatan.
ü
Agar memiliki tenaga keperawatan yang berkualitas.
ü
Agar perawat mengetahui tanggung jawab dan tanggung gugat sebagai
perawat.
ü
Memberi pedoman dan pendidikan bagi tenaga keperawatan.
iii
BAB II ISI ( PEMBAHASAN )
a.
Pengertian Diagnosis Keperawatan
Ada beberapa definisi diagnosis keperawatan
sebagai berikut:
1. Departemen Kesehatan (Pusdiklat Depkes, 1997)
diagnosis
keperawatan adalah pernyataan yang jelas, singkat, dan pasti entang masalah
klien serta pengembangannya yang dapat diatasi atau diubah melalui tindakan
keperawatan
2. Yura
diagnosis
keperawatan adalah pernyataan/kesimpulan yang dambil dari pengkajian tentang
status kesehatan pasien/klien
3. American Nursing Associantion (ANA)
diagnosis
keperawatan adalah respons individu terhadap masalah kesehatan yang aktual dan
potensial. masalah aktual adalah masalah yang ditemui saat pengkajian. masalah
potensial adalah masalah yang akan timbul kemudian.
4. Lu verne Wolff, RN, MA
diagnosis
keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan masalah spesifik yang
berkaitan dengan keadaan kesehatan seseorang dan didasarkan apada penilaian
perawatan yang bercorak negatif.
5. Gordon
diagnosis
keperawatan adalah diagnosis yang dibuat oleh perawat profesional yang
menggambarkan tanda dan gejala yang menunjukkan masalah kesehatan yang
dirasakan klien dan mapu ditolong oleh perawat berdasarkan jenjang
pendidikannya
6. Christin S. Ibrahim
diagnosis
keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat , dan pasti tentang
status dan masalah kesehatan klien yang dapat ditanggulangi dengan tindakan
keperawatan.
1
7. Zaidin Ali
diagnosis keperawatan adalah suatu pernyaaan yang singkat, tegas, jelas (sitelas) tentang respons klien terhadapa masalah kesehatan/penyakit tertentu yang aktual dan potensial karena ketidaktahuan, ketidak mauan, atau ketidak mampuan pasien/ klien mengatasinya sendiri, yang membutuhkan tindakan keperawatan untuk mengatasinya
diagnosis keperawatan adalah suatu pernyaaan yang singkat, tegas, jelas (sitelas) tentang respons klien terhadapa masalah kesehatan/penyakit tertentu yang aktual dan potensial karena ketidaktahuan, ketidak mauan, atau ketidak mampuan pasien/ klien mengatasinya sendiri, yang membutuhkan tindakan keperawatan untuk mengatasinya
8.
Diagnose
keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia (status
Kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana
perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi
secara pasti untuk menjaga status kesehatan, menurunkan, membatasi, mencegah
dan merubah (a Carpenito 2000)
9.
Gordon
(1976) mendefinisikan bahwa diagnose keperawatan adalah “masalah kesehatan
actual dan potensial dimana perawat berdasarkan pendidikan dan pengalamannya,
dia mampu dan mempunyai kewenangan untuk memberikan tindakan keperawatan.”
Kewenangan tersebut didasarkan pada standar praktik keperawatan dan etik
keperawatan yang berlaku di Indonesia.
Diagnosis
keperawatan adalah pernyataan yang dibuat oleh perawat profesional yang memberi
gambaran tantang masalah atau status kesehatan klien, baik aktual maupun
potensial, yang ditetapkan berdasarkan analisis dan interpretasi data hasil
pengkajian .pernyataan diagnosis keperawatan harus jelas ,singkat, dan lugas
terkait masalah kesehatan klien berikut penyebabnya yang dapat diatasi melalui tindakan keperawatan.
NANDA menyatakan bahwa diagnose keperawatan adalah
“keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan masyarakat tentang
masalah kesehatan actual atau potensial, sebagai dasar seleksi intervensi
keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenanga
perawat.”
Penetapan
diagnosis keperawatan berlangsung dalam
tiga fase ,
Yaitu;
1.
Memproses data (
mengorganisasi data, membandingkan data dengan standar nilai normal,
mengelompokkan data ).
2.
Menentukan
masalah keperawatan klien.
3.
Menyusun
diagnosis keperawatan
2
Diagnosis keperawatan berfungsi untuk
mengidentifikasi, memfokuskan dan memecahkan masalah keperawatan klien secara
spesifik. Diagnosis keperawatan harus betul – betul akurat sebab ini akan
menjadi patokan dalam melaksanakan tindakan keperawatan.
Komponen – komponen dalam pernyataan diagnosis
keperawatan meliputi masalah ( problem ), penyebab ( etioligy )
dan data ( sign and symptom ). Untuk
memudahkannya disingkat denagn PES.
4.
Masalah ( problem
). Diagnosis keperawatan merupakan
pernyataan yang menggambarkan perubahan status kesehatan klien.perubahan
tersebut menyebabkan timbulnya masalah.
5.
Penyebab ( etiology
). Pernyataan etiologi mencerminkan
penyebab dari masalah kesehatan klien yang memberi arah bagi terapi
keperawatan. Etiologi tersebut dapat terkait dengan aspek patofisiologis,
psikososial, tingkah laku, perubahan situasional gaya hidup, usia perkembangan,
juga faktor budaya dan lingkungan. Frase “ berhubungan dengan “ ( related to
) berfungsi untuk menghubungkan masalah keperawatan dengan pernyataan
dengan pernyataan etiologi.
6.
dengan aspek
patofisiologis, psikososial, tingkah laku, perubahan situasional gaya hidup,
usia perkembangan, juga faktor budaya dan lingkungan. Frase “ berhubungan
dengan “ ( related to ) berfungsi untuk menghubungkan masalah
keperawatan dengan pernyataan dengan pernyataan etiologi.
7.
Data ( sign
and symptom ). Data diperoleh
selama tahap pengkajian sebagai bukti adanya masalah kesehatan pada klien. Data
merupakan informasi yang diperlukan untuk merumuskan diagnosis keperawatan.
Penggunaan frase “ditandai oleh” menghubungkan etiologi dengan data.
Diagnosis
keperawatan terdiri atas tiga tipe,yaitu diagnosis keperawatan aktual,
diagnosis keperawatan resiko, dan diagnosis keperawatan potensial.
a.
Diagnosa
keperawatan aktual,
yaitu diagnosis keperawatan yang menjelaskan masalah kesehatan yang nyata
terjadi saat ini dan benar – benar faktual, sesuai dengan data klinis yang
diperoleh. Syarat untuk menegakkan diagnosis keperawatan aktual adalah
terpenuhinya unsur PES.
3
b.
Diagnosis
keperawatan resiko, yaitu diagnosis keperawatan yang
menjelaska masalah kesehatan yang berpeluang besar akan terjadi jika tidak
dilakukan tindakan keperawatan. Saat ini masalah belum ada secara pasti, namun
etiologi penunjangnya sudah ada. Syarat untuk menegakkan diagnosis keperawatan
resiko adalah terpenuhinya unsur PE.
c.
Diagnosis keperawatan potensial, yaitu diagnosis keperawatan yang menjelaskan
tentang keadaan sejahtera ( wellness ), yakni ketika klien memiliki
potensi untuk lebih meningkatkan derajat
kesehatannya dan belum ada data maladaptif atau paparan terhadap masalah
kesehatan seb elumnya.
Semua diagnosa keperawatan harus didukung oleh data,
dimana menurut NANDA diartikan sebagai “definisi karakteristik.” Definisi
karakter tersebut dinamakan “tanda dan gejala”.
Ø Diagnosa keperawatan
Perumusan
Diagnosis keperawatan biasanya terdiri
dari tiga komponen: respons manusia ( atau masalah ), factor yang berhubungan,
serta tanda dan gejala (gambar 1).
Respon Manusia
Respon manusia adalah istilah yang
digunakan untuk mendefinisikan masalah yang diidentifikasi oleh perawat melalui pengkajian. Sebagian
besar respons manusia yang telah diidentifikasi oleh North American Nursing
Diagnosis Association (NANDA) mendefinikasikan masalah yang bias di atasi
oleh perawat berllisensi, karena mereka berkualifikasi dari segi pendidikannya.
Salah satu kelompok yang ada di NANDA juga menunjukkan perhatiannya dalam
mengidentifikasi kekuatan pasien sama seperti masalah. Sebagai respons terhadap
masalah ini, respons manusia yang berorientasi pada kesejahteraan telah
terdapat pada daftar NANDA.
Setelah mengumpulkan dan menganalisis
data pengkajian, perawat merumuskan diagnosis keperawatan dengan memilih
respons manusia yang tepat dari daftar
diagnosis keperawatan yang telah disetujui. Jika perawat tidak menemukan
respons manusia tersebut dalam daftar NANDA ( atau system lain yang digunakan
di fasilitas tersebut ), maka ia harus membuat pernyataan yang menjelaskan
masalah pasien tersebut.
4
DIAGNOSIS
KEPERAWATAN TERDIRI DARI :
Yang berhubungan
dengan
Yang ditunjukkan dengan
|
Respons
manusia |
Tanda dan gejala
|
Factor yang berhubungan
|
Gambar 1. Tiga komponen diagnosis keperawatan
Faktor Yang Berhubungan
faktor yang berhubungan dapat
dicerminkan dalam respons fisiologik dan dipengaruhi oleh unsur psikososial dan
spiritual. Identifikasi faktor yang berhubungan sama pentingnya dengan
identifikasi yang benar terhadap respons manusia. Dalam proses perencanaan
diagnosis keperawatan, respons manusia membantu pemilihan hasil yang tepat, dan
faktor yang berhubungan membantu pemilihan intervensi (gambar 2). Jika perawat
tidak dapat mengidentifikasi faktor yang berhubungan karena tidak cukupnya
data, maka istilah etiologi yang tidak
diketahui dapat digunakan untuk mengidentifikasi bahwa diperlukan data yang
lebih banyak lagi; misalnya: “ansietas berhubungan dengan etiologi yang tidak
diketahui.”
Istilah berhubungan dengan menghubungkan respons manusia dan faktor yang
berhubungan. Hubungan ini menyatakan secara tidak langsung bahwa jika satu
bagian diagnosis mengalami perubahan, maka bagian yang lain juga mengalami
perubahan ( Taptich, Iyer, Bernocchi-Losey, 1994). “berhubungan dengan” tidak
mengekspresikan hubungan langsung sebab dan akibat.
Respons manusia dapat berhubungan
dengan berbagai faktor terkait, seperti gangguan
mobilitas berhubungan dengan keletihan atau gangguan mobilitas berhubungan
debgan penurunan ketajaman penglihatan.
Pada kedua contoh ini respons manusianya sama tetapi intervensinya mencerminkan
perbedaan antara faktor yang berhubungan
5
Tanda dan Gejala
Di sebut juga karakteristik
penjelas,tanda gdan gejala merupakan bagia ketiga dari diagnosis keperawatan.
Tanda dan gejala dihubungkan dengan faktor yang berhubungan dengan kata-kata “
yang dimanifestasikan dengan” atau akronim dari (as evidenced by, AEB). Karena banyaknya faktor yang berhubungan
akan muncul, maka tanda dan gejala yang berkaitan dengan respons manusia juga
banyak. Perawat hanya boleh mendokumentasikan tanda dan gejala yang paling
signifikan untuk menghindari diagnosis keperawatan yang panjang.
Hasil
Pada bagian berikutnya dalam fase
perencanaan perawat menentukan hasil
yang dicapai pasien, yang menjadi mekanisme untuk mengevaluasi kemajuan
pasien dan perubahan pada status pasien.
Hasil tersebut dibuat dengan berdasarkan diagnosis keperawatan dan mengarahkan
asuhan keperawatan yang diberikan. Dengan ditingkatkannya penekanan pada
evaluasi hasil perawatan, perawat harus mempunyai pengetahuan dan mengembangkan
keterampilan untuk merumuskan hasil yang efektif
6
Yang berhubungan PENURUNAN
KONSTIPASI dengan ASUPAN CAIRAN
RESPON (
APA YANG
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
PERLU DI YBAH ) ( PENYEBAB RESPONS)
HASIL YANG
INTERVENSI YANG
DIHARAPKAN DIANJURKAN
BM SETIA
HARI
PENINGKATAN ASUPAN
SELAMA 48 JAM CAIRAN SAMPAI 2500 ML PER HARI ( 7-3) 1200 ML (3-11) 800 ML (11-7) 500 ML
BERIKAN CAIRAN
YANG DISUKAI: ES THE, AGAR-AGAR, KKOLA |
Gambar 2. Diagram yang menggambarkan bagaimana masalah (respons manusia) membantu menentukan hasil dan faktor yang berhubungan membantu menentukan intervensi. ( dari Taptich B, Iyer P, Bernocchi-Losey D: Nursing diagnosis and care planning, ed 2, Philadelphia, 1994, WB Saunders.)
7
Tips Menuliskan hasil
Perawat harus mengikuti panduan
berikut untuk menentukan hasil yang akan dicapai pasien (gambar 3).
1. Hasil yang harus berorientasi pada pasien.
Hasil menggambarkan perilaku yang harus terjadi ketika pasien dan keluarga
telah menyelesaikan diagnosis keperawatan. Sebagian besar perawat tidak lagi
mengalami kebingungan dalam menentukan tujuan keperawatan dengan hasil pasien,
seperti yang terlihat pada contoh berikut:
Tujuan keperawatan Hasil pasien
mencengah tidak ada bukti kerusakan kulit
kerusakan kulit pada daerah penonjolan tulang
mencengah tidak ada bukti kerusakan kulit
kerusakan kulit pada daerah penonjolan tulang
Hasil
pasien saat ini diungkapkan secara jelas untuk mendefinikasikan perilaku
pasien, bukan perilaku keperawatan.
2. Hasil harus realistisk. Perawat harus
realistik dalam menuliskan hasil yang akan di capai, karena perubahan sedikit
saja dalam perilaku pasien merupakan tujuan yang dapat dicapainya. Selain itu,
lama rawat pasien yang singkat juga dapat membatasi hasil yang dapat dicapai di
fasilitas perawatan kesehatan. Beberapa hasil tersebut harus dipenuhi setelah
pemulangan dan melanjutkan perawatan ke lingkungan rumah pasien.
3. Hasil harus dapat di ukur dan di observasi.
Tanpa hasil yang tidak dapat diukur proses keperawatan tidak dapat
diselesaikan. Perawat harus menghindari penggunaan istilah memahami dan mengerti
karena istilah tersebut sulit untuk diukur. Berikut ini adalah contoh yang
tidak tepat :
Pasien mengerti tentang diabetes.
Pasien memahami pentingnya memakai insulin.
Tulis
hasil yang mudah divalidasi, misalnya:
8.
Pasien dapat menjelaskan tanda dan gejala
hipoglikemia
9.
Pasien mendemonstrasikan tehnik injeksi
insulin dengan benar
8
10.
Hasil harus jelas dan ringkas, ditulis
dengan cara yang mudah dipahami baik oleh staf maupun oleh pasien. Perawat
harus menghindari kata – kata yang terlalu panjang, bermakna ganda, dan harus
menggunakan bahasa yang sederhana untuk mengkomunikasikan apa yang diharapkan
pasien.
11.
Hasil harus dibuat secara bersama – sama (mutual ) antara
perawat dan pasien karena tujuan bersama mempermudah partisipasi aktif dan
mengkomunikasikan hal yang diharapkan antara perawat dan pasien. Kemungkinan
pencapaian tujuan pasien akan meningkat jika ia dilibatkan dalam proses perencanaan.
Partisipasi pasien dalam penetapanhasil dapat didokumentasikan dengan berbagai
cara seperti berikut:
Hasil
harus memiliki batasan waktu. Pencantuman jangka waktu ani adalah untuk
pat mengarahkan evaluasi pencapaian hasil pada waktu yang telah ditentukan
sebelumnya. Jangka waktu dapat dinyatakan dengan berbagai cara ( misalnya,
“dalam 2 jam,” “dalam 3 hari ,” “selama hospitalisai,” “dalam 1 bulan,” atau
“pada saat pemulangan”). Sifat hasil dan evaluasi yang realistik terhadap
kemungkinan pencapaian harus
Ø
Kriteria Pengukuran Hasil.
Setiap diagnose keperawatan harus mempunyai sedikitnya satu criteria hasil. Criteria hasil dapat di ukur dengan tujuan yang di harapkan yang mencerminkan masalah klien.
Setiap diagnose keperawatan harus mempunyai sedikitnya satu criteria hasil. Criteria hasil dapat di ukur dengan tujuan yang di harapkan yang mencerminkan masalah klien.
Hasil pencapaian pasien yang diharapkan dirumuskan sebagai
suatu pernyataan yang mengekspresikan hasil positif pasien, dan tim petugas
kesehatan akab bekerja sama untuk mencapainya. Tetapi, menentukan apakah pasien
telah mencapai hasil yang telah ditetapkan secara benar-benar atau tidak dapat
bersifat subjektif tidak terdapat criteria pengukutan hasil yang spesifik, yang
merupakan standar untuk menentukan tingkat pencapaian hasil. Sebagai contoh,
jika hasil tersebut berbunyi,” pola napas pasien akan kembali efektif” ,
criteria apa yang akan digunakan untuk menentukan tercapai- tidaknya hasil
tersebut? Criteria spesifik seperti frekuensi pernapasan, hasil laboratorium,
dan pernyataan dari pasien dapat digunakan untuk mengukur pencapaian hasil.
Gambar 3, menggambar penggunaan criteria pengukuran hasil.
9
Cara Mendokumentasikan Partisipasi
Pasien dalam Menentukan Hasil
·
Buat kebijakan untuk meminta pasien
menandatangani rencana pearwatan,yang menandakan persetujuan terhadap hasil
yang akan dicapai. Hal ini paling sering dilakukan difasilitas perawatan
psikiatrik danperawatan jangka panjang , tetapi juga sudah mulai diterima
di fasilitas perawatan akut.
·
Buat sebuah kolom pada rencana perawatan yang
berjudul “pasien menyetujui hasil yang akan dicapai” jika pasien tidak
mampu berpartisispasi , perawat dapat mnyertakan keluarga atau teman dekat
lainnya dalam mnediskusikan hasil yang akan dicapai. Alas an mengapa pasien
atau keluarga tidak terlibat dalam menetapkan pencapaian hasil harus
dicatat dalam catatan perkembangan
·
Buat kebijakan yang menyatakan bahwa diskusi
hasil harus didokumentasikan dalam catatan perkembangan. metode ini tidak
seberhasil metode yang lain. Ruang untuk tanda tangan atau kolom yang harus
ditandai pada rencana perawatan pengingatkan perawat untuk
mendokumentasikan keterlibatan pasien dalam menetapkan hasil.
|
Gambar 3
Pentingnya Dokumentasi Diagnosa
Keperawatan
Dokumentasi keperawatan pada dasarnya
merupakan Pengambilan Keputusan Klinis oleh perawat. Dalam pengembilan
keputusan tersebut seorang perawat membutuhkan pengetahuan. Keputusan yang
diambil perawat adalah mengenai :
Diagnosa actual pasien
Diagnose resiko tinggi
Prioritas keperawatan
Intervensi yang efektif terhadap kebutuhan
keperawatan.
Intervensi yang efektif terhadap kebutuhan
pasien yang bersifat individual
10
b. Tujuan pencatatan diagnosa keperawatan
·
Menyediakan
definisi yang tepat yang dapat memberikan bahasa yang sama dalam memahami
kebutuhan klien bagi semua anggota tim pelayanan kesehatan.
·
Memungkinkan
perawat untuk mengkomunikasikan apa yang mereka lakukan sendiri, dengan profesi
pelayanan kesehatan yang lain dan masyarakat
·
Membedakan
peran perawat dan dokter atau penyelenggara pelayanankesehatan lain
·
Membantu
perawat berfokus pada bidang praktik keperawatan
·
Membantu
mengembangkan pengetahuan keperawatan
c. Kriteria Petunjuk Penulisan Diagnosa
Keperawatan
(Taylor, Lillis & LeMone, 1997).
(Taylor, Lillis & LeMone, 1997).
1.
Tulis
masalah klien/ perubahan status kesehatan klien
2.
Pastikan
bahwa masalah klien didahukui adanya penyebab dan keduanya dihubungkan dengan
kata “(sehubungan dengan as related to)”
3.
Definisi
karakteristik, jika diikuti dengan penyebab kemudian dihubungkan dengan kata “
as manifested by”
4.
Tulis
istilah yang umum digunakan
5.
gunakan
bahasa yang tidak memvonis
6.
pastikan
bahwa pernyataan masalah menandakan apakah keadaan yang tidak sehat dari klien
atau apa yang diharapkan klien biasa dirubah.
7.
hindarkan
menggunakan definisi karakteristik, diagnose medis atau sesuatu yang tidak bisa
dirubah dalam pernyataan masalah
8.
baca ulang
diagnosa keperawatan untuk memastikan bahwa pernyataan masalah bisa dicapai dan
penyebabnya bisa diukur oleh perawat.
9.
Kenali
masalah klien dibandingkan masalah anda dengan pelayanan kesehatan
10. Kenali masalah klien dibandingkan tindakan
keperawatan
11. Kenali masalah klien dibandingkan tujuan
12. Gunakan pertimbangan professional dibandingkan
dugaan
13. Hindari pernyataan yang tidak sesui hukum
14. Kenali masalah dan etiologi untuk menghindari
pengulangan pernyataan
15. Kenali satu masalah saja pada pernyataan diagnostik
11
Metode Pencatatan Diagnosa Keperawata
Pengkajian status pasien
Validasi
data perawat memberitahukan temuan
Dan juga
melaporkan kondisi pasien
Interpretasi
dan analisa data: temuan kelompok
Tanda
kelompok: gelisah, kontak mata yang buruk, dll
Perilaku
kelompok: masalah laporan, keraguan tentang apa yang diharapkan
Validasi
data: perawat memberitahukan
Temuan dan
juga melaporkan kondisi pasien
Cari
karakteristik definisi: menggunakan
Masalah
dengan koping efek
Diagnose
keperawatan
d.
Pendokumentasian
Diagnosa Keperawatan.
Diagnosa keperawatan harus akurat dan spesifik dengan menggunakan proses
pemecahan masalah yang didasarkan pada:
·
Identifikasi masalah, gangguan kesehatan, atau
kebutuhan pelayanan keperawatan yang sering disebut problem(P)
·
Mencari dan menentukan penyebab permasalahan yang
sering disebut etiologi (E)
·
Menentukan tanda atau gejala masalah yang sering
disebut symptom (S)
Dengan kata lain, dalam penulisan diagnosis keperawatan tersebut ada
unsur-unsur PES
12
e.
Petunjuk untuk penulisan diagnosa keperawatan meliputi :
1.Pemakaian PE ( problem dan etiologi ) dan PES ( problem, etiologi dan symptom ) : untuk format diagnosa aktual, kecuali ketika petugas yang berbeda mengambil tindakan segera (untuk contoh, tanda dan gejala pencatatan, sebelum dan sesudah diagnosa)
a.Yakinkan masalah pengyebab utama dalam diagnosa sejalan dengan etiologi, contoh :
perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhuungan dengan mual dan muntah.
b.Tulis pernyataan supaya permasalahan dan etiologi menunjukkan spesifik dan hasil yang berbeda
c.Jika penyebab tidak dapat ditentukan menentukan problem dan dokumentasi yang tak dikenal etiologinya maka diagnosa keperawatan bisa dituliskan pernyataan komunikasi verbal untuk pasien yang tidak diketahui etiologinya
2.Catat diagnosa keperawatan potensial dalam sebuah problem/format etiologi
3.Pemakaian terminologi tetap dengan diagosa keperawatan karangan Nanda sehuungan dengan (diantara problem dan etiologi ) dan dibanding dengan (diantara etiologi, sign dan sympton) tergantung bahasa, jika masalah tidak selesai menurut NANDA.
4.Merujuk pada daftar yang dapat diterima, bentuk diagnosa keperawatan untuk catatan standar dalam saku atau ringkasan
5.Mulai pernyataan diagnosa dengan menguabah redaksinya ke dalam keadaan diagnosa keperawatan
6.Memuat dua karakteristik, yaitu sebagai berikut.
·
Karakteristik utama yakni elemen yang harus
selalu ada pada penrikan suatu masalah.
·
Karakteristik tambahan yakni data yang biasa
muncul, namun tidak selamanya data itu harus ada.
Contoh: pada hipertemia terdapat karakteristik sebagai berikut.
Karakteristik utama: suhu tubuh lebih dari 37,8 C
oral atau 38,8 C rectal.
Karakteristik tambahan: hangat jika disentuh,
kulit kemerahan, respirasi meningkat, kaki kardia, kejang menggigil, dehidrasi,
nyeri, sakit kepala, lemah, letih, mengantuk, bingung, dll.
13
7.Pernyataan awal dalam perencanaan keperawatan didaftar masalah dan nama dokumentasi dalam catatan perawatan. Pemakaian masing-masing diagnosa keperawatan sebagai petunjuk untuk membuat catatan perkembangan.
8.Hubungkan pada tiap-tiapdiagnosa keperawatan bila merujuk dan memberikan laporan perubahan.
9.Setiap pergantian jaga perawat, gunakan dignosa keperawatan sebagai pedoman untuk pengkajian, tindakan dan evaluasi.
10.Catat bahan perawatan adalah dasar untuk pertimbangan darilangkah-langkah proses keperawatan.
11.Pencatatan semua diagnosa keperawtaan harus merefleksikan dimensi dalam masalah yang berosientasi pada pencatatan perawat
12.Suatu agenda atau pencatatan mungkin memerlukan untuk membuat diuagnosa keperawatan dan sisitem pencatatan yang relevan
13.Diagnosis keperawatan bukan diagnosis medis, namun harus seiring
dengan diagnosis medis karena perawat juga menanggulangi respons tubuh klien
akikbat keadaan penyakitnya.
14.Memberi arah pada asuhan keperawatan
15.Dapat diatasi dengan intervensi keperawatan
Pencatatan semua diagnose keperawatan harus merefleksikan
dimensi dalam masalah yang berorientasi pada pencatatan perawat.
Suatu agenda atau pencatatan mungkin memerlukan untuk membuat diagnosa keperawatan dan sistem pencatatan yang relevan.
• Dokumentasi Rencana Tindakan.
Rencana tindakan keperawatan mencakup tiga hal :
Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan harus merupakan prioritas untuk merawat klien. Hal tersebut harus menyangkut langsung kea rah situasi yang mengancam kehidupan klien.
Suatu agenda atau pencatatan mungkin memerlukan untuk membuat diagnosa keperawatan dan sistem pencatatan yang relevan.
• Dokumentasi Rencana Tindakan.
Rencana tindakan keperawatan mencakup tiga hal :
Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan harus merupakan prioritas untuk merawat klien. Hal tersebut harus menyangkut langsung kea rah situasi yang mengancam kehidupan klien.
14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Dokumentasi adalah suatu catatan yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan hukum. Sedangkan proses pendokumentasian adalah kegiatan mencatat peristiwa baik dari objek maupun pemberi jasa yang dianggap penting atau berharga.
Dokumentasi keperawatan merupakan rangkaian penting dalam asuhan keperawatan. Perkembangan keperawatan belum menunjukan arah yang signifikan tentang perlunya pendokumentasian yang aplikatif dalam jenjang pelayanan. Kesenjangan antara idealisme keperawatan dengan paraktik pada lapangan masih menjadi kendala bagi terbentuknya profesionalisme dalam keperawatan. Sehingga diperlikan inovasi baru untuk mempersempit kesenjangan yang ada melalui berbagai kajian dan penelitian terhadap sistem dokumentasian keperawatan yang benar – benar dapat diterapkan tanpa meninggalkan kaidah keilmuan yang ada
Tanpa ada dokumentasi yang jelas dan benar, kegiatan keperawatan yang telah dilakukan oleh perawat tidak dapat di pertanggung jawabkan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan keperawatan.
Dokumentasi dapat dijadikan sarana komunikasi antara petugas kesehatan dalam rangka pemulihan kesehatan klien.
B. Saran
Akhir – akhir ini tanggung jawab perawat terhadap dokumentasi sudah berkurang. Akibatnya isi dan fokus dari catatan yang dilakukan perawat telah di modifikasikan sesuai kebutuhan, bahkan berubah keluar dari konsep asuhan keperawatan sendiri.
Oleh karena perubahan tersebut, maka perawat perlu menyusun model dokumentasi yang baru, lebih efisien , lebih bermakna dan sesuai kebutuhan di unit pelayanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar