Sabtu, 19 Januari 2013

askep kanker paru



KONSEP DASAR

PENDAHULUAN

Kanker paru merupakan suatu bentuk keganasan dari system pernafasan bagian bawah yang bersifat epithelial dan berasal dari mukosa bronkus.

Tumor paru dapat berupa benigna atau meligna. Tumor paru maligna dapat primer, yang timbul di dalam paru atau mediastinum, atau dapat merupakan metastasis dari tumor primer dimanapun di dalam tubuh. Tumor paru metastatik seringkali karena aliran darah membawa sel-sel kanker yang bebas dari kanker primer dimana saja di dalam tubuh ke paru. Tumor tumbuh di dalam dan di antara alveoli dan bronki, mendorong alveoli dan bronki sejalan dengan pertumbuhan mereka. Proses ini dapat terjadi selama waktu yang lama, menyebabkan beberapa gejala atau tidak sama sekali.

Banyak tumor paru timbul dari epitelium bronchial. Adenoma bronchial adalah tumor yang tumbuh lambat, biasanya benigna, tetapi mereka dapat sangat vascular dan oleh karenanya menimbulkan gejala-gejala perdarahan dan obstruksi bronchial.

Karsinoma bronkogenik adalah tumor maligna yang timbul dari bronkus. Tumor seperti ini adalah epidermoid, biasanya terletak dalam bronki yang besar atau mungkin adenokarsinoma yang timbul jauh di luar paru. Juga terdapat beberapa tipe kanker paru intermediate atau jenis yang tidak dapat dibedakan, diidentifikasi melalui jenis selnya.

ETIOLOGI

Etiologi dari Karsinoma bronkogenik sebenarnya belum diketahui, tetapi ada beberapa factor risiko yang erat hubungannya dalam peningkatan insidens penyakit ini, antara lain :

· Merokok (perokok I)

Kanker paru adalah sepuluh kali lebih umum terjadi pada perokok dibandingkan pada bukan perokok.

· Perokok kedua

Individu secara involunter terpajan pada asap rokok dalam lingkungan yang dekat berisiko terhadap terjadinya kanker paru.

· Polusi udara

Berbagai karsinogen telah diidentifikasi dalam atmosfer termasuk sulfur, emisi kendaraan bermotor, dan polutan pabrik.

· Pemajanan okupasi

Pemajanan kronik terhadap karsinogen industrial, seperti arsenik, asbestos, dll.

· Radon

Radon adalah gas tak berwarna, tidak berbau terdapat dalam tanah, gas ini dikaitkan dengan pertambangan uranium.

· Vitamin A

Vitamin A berkaitan dengan pengaturan diferensiasi sel. Diet rendah vitamin A berkaitan dengan terjadinya kanker paru.

· Factor lain-lain

Termasuk factor predisposisi genetic dan penyakit pernafasan lain seperti PPOM dan Tuberkulosis.

MANIFESTASI KLINIS

· Gejala kanker paru paling sering adalah batuk. Batuk mulai sebagai batuk kering (hacking), tanpa sputum, tapi berkembang sampai titik dimana bentuk sputum yang kental, purulen dalam berespons terhadap infeksi sekunder

· Pasien demam terjadi sebagai gejala dini dalam berespons terhadap infeksi yang menetap pada area pneumonitis ke arah distal tumor.

· Nyeri pada bahu, lengan dan dada.

· Hemoptisis, dispnea, sesak nafas, mengi, keletihan.

· Disfagia, anoreksia, BB menurun,

· Sindrom vena kava superior

· Edema kepala dan leher

· Gejala efusi pleura atau pericardial.

· Anemia tampak pada akhir penyakit

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Kemungkinan-kemungkinan Diagnosa Keperawatan yang bisa muncul pada klien :

1. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan perfusi ventilasi dari paru dengan permukaan yang terkena kanker.

Tujuan : okisgenasi jaringan dapat dipertahankan

Intervensi :

1. kaji frekuensi, kedalaman pernafasan, dan mudah timbul dispnea, menggunakan otot-otot aksesori dan/atau sianosis.

R/ : perubahan dalam pola dan/atau frekuensi pernafasan, sianosis, dispnea, atau menggunakan otot-otot Bantu nafas mungkin mengindikasikan distress pernafasan dan memerlukan intervensi segera.

2. auskultasi suara nafas, kaji penurunan atau hilangnya ventilasi, dan adanya suara-suara tambahan seperti rale (krakels), mengi, ronki.

R/ : suara nafas menurun/hilang mengindikasikan kolaps paru atau adanya suara tambahan mengindikasikan kebutuhan intervensi tambahan.

3. kaji perubahan kesadaran, status mental, gelisah, peka rangsang.

R/: adanya hal-hal ini mungkin mengindikasikan penurunan oksigenasi jaringan otak.

4. kaji hasil analisa gas darah jika dilaksanakan.

R/: difusi dan pertukaran Oksigen dan Karbondioksida dipengaruhi jika ketersediaan permukaan jaringan berkurang atau menurun dan mungkin mengakibatkan ketidakseimbangan asam basa yang memerlukan intervensi segera.

5. anjuran untuk batuk efektif dan nafas dalam

R/: membantu untuk mengeluarkan sekresi.

6. anjurkan minum minimal 2 liter per hari

R/: peningkatan masukan cairan diperlukan untuk menghilangkan sekresi dan lebih mudah untuk membatukkannya.

7. berikan posisi semi fowler atau fowler tinggi atau izinkan untuk duduk di kursi

R/: meningkatkan potensi ventilasi secara maksimal.

8. berikan oksigen sesuai kebutuhan, biasanya dengan kanula 2-3 liter/menit.

R/: membantu mempertahankan oksigenasi jaringan adekuat tanpa menekan pusat kendali pernafasan.

9. berikan aerosol atau pengobatan nebulizer sesuai kebutuhan

R/: meningkatkan potensial ventilasi maksimum

10. berikan bronkodilator sesuai kebutuhan

R/: meningkatkan terbukanya jalan nafas.

11. berikan antibiotik sesuai pesanan

R/: infeksi muncul dan hilang secara teratur pada permukaan paru karena adanya pertukaran gas.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d tidak mampu mencerna makanan.

Tujuan : pasien makan cukup makanan untuk mempertahankan BB dalam 5 % BB dasar.

Intervensi :

1. kaji adanya anoreksia, mual, muntah (berapa kali dan jumlah), stomatitis, mukolitis, dyspepsia, atau disfagia.

R/: tanda dan gejala yang b.d kemoterapi atau radiasi yang mempengaruhi mukosa oral atau gastrointestinal yang membuat pencernaan makanan jadi sulit.

2. kaji makanan yang disukai dan atau yang tidak disukai

R/: memberikan informasi untuk perencanaan diet

3. kaji adanya rasa cepat kenyang, jika ada anjuran pasien untuk makan saat tidak merasa lapar.

R/: meningkatkan pemasukan makanan

4. kaji penurunan BB, kelemahan, penurunan massa otot/jaringan, kakeksia

R/: akibat dari pengaruh metabolic tumor pada metabolisme tubuh dan jeratan-jeratan nutrien dengan memecah sel tumor secara cepat.

5. berikan obat antiemetik sebelum makan

R/: mencegah mual dan muntah dan meningkatkan pemasuka makanan yang adekuat.

6. berikan kemoterapi saat malam hari

R/: menurunkan stimulus pada pusat muntah dan mengurangi mual berkaitan dengan peningkatan waktu tidur.

7. berikan perawatan mulut sebelum makan dan atau anestesi local/topical jika ada masalah nyeri mulut/oral.

R/: stomatitis dari kemo/radioterapi dapat menyebabkan mukosa kering, iritasi dan amat nyeri yang membuat kesulitan untuk makan.

8. tawarkan saliva buatan jika ada masalah mulut kering.

R/: meningkatan kelembaban dalam rongga mulut yang merupakan efek samping dari radiasi.

9. tawarkan makanan sedikit tapi sering.

R/: mencegah distensi berlebihan dari lambung yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan pada diafragma, yang membuat kesulitan bernafas.

10. tawarkan kudapan dengan tinggi protein, kalori, dan atau cairan pengganti yang mumdah dikonsumsi.

R/: memberikan masukan tinggi kalori dan protein untuk emmpertahankan cadangan protein dan mencegah keletihan.

11. tawarkan anggur, brendi, atau megace sebelum makan.

R/: tindakan untuk menstimulasi nafsu makan.

12. tawarkan makanan lunak yang dihaluskan seperti es krim dan pudding.

R/: makanan yang mudah dicerna, tidak menimbulkan iritasi pada saluran gastrointestinal.

13. tawarkan makanan yang bersih, warna yang menarik dan bebas dari bau lingkungan.

R/: meningkatkan masukan karena bau dan stimulasi berlebihan dan tidak enak dapat meningkatkan ansietas dan mual.

3. Ansietas b.d merasakan ancaman pada diri sehubungan dengan kanker.

Tujuan : tingkat kecemasan menurun dan terpelihara pada tingkat yang dapat diterima.

Intervensi :

1. kaji tanda dan gejala adanya ansietas

R/: membantu dalam mengidentifikasi berat-ringannya ansietas.

2. gunakan satu sistem pendekatan yang tenang yang meyakinkan.

R/: meningkatkan kepercayaan pada lingkungan

3. lakukan teknik mendengar aktif

R/: mendorong pengungkapan perasaan.

4. dukung penggunaan mekanisme pertahanan yang sesuai

R/: mekanisme pertahanan membantu dalam koping selama periode stress.

5. beri obat untuk menurunkan ansietas sesuai kebutuhan.

R/: meningkatkan kemampuan untuk menguasai masalah

4. Koping tidak efektif b.d diagnosis kanker dan prognosis tidak menentu.

Tujuan : ansietas, kekuatiran, dan kelemahan menurun pada tingkat yang dapat diatasi : mendemonstrasikan kemandirian yang meningkat dalam aktivitas dan proses pengambilan keputusan.

Intervensi :

1. gunakan pendekatan yang tenang dan berikan satu suasana lingkungan yang dapat diterima.

R/: membantu pasien dalam membangun kepercayaan pada tenaga kesehatan

2. evaluasi kemampuan pasien dalam pembuatan keputusan.

R/: membantu pengkajian terhadap kemandirian dalam pengambilan keputusan.

3. dorong sikap harapan yang realistis

R/: meningkatkan kedamaian diri.

4. dukung penggunaan mekanisme pertahanan diri yang sesuai

R/: meningkatkan kemampuan untuk menguasai masalah.

5. nilai kebutuhan atau keinginan pasien terhadap dukungan social

R/: memenuhi kebutuhan pasien.

6. kenalkan pasien pada seseorang atau kelompok yang telah memiliki pengalaman penyakit yang sama.

R/: memberikan informasi dan dukungan dari orang lain dengan pengalaman yang sama.

7. berikan sumber-sumber spiritual jika diperlukan

R/: untuk memenuhi kebutuhan spiritual pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Betz, Cecily L., Buku Saku Keperawatan Pediatri, edisi 3, Jakarta, EGC, 2002

Dudley, H.A.F., Hamilton Bailey Ilmu Bedah Gawat Darurat, Edisi 11, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, 1992.

Ludman, Harold, MB, FRCS, Petunjuk Penting pada Penyakit THT, Jakarta, Hipokrates, 1996

Smeltzer, Suzanne C., Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, edisi 8, Jakarta, EGC, 2001.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar